Pasar ponsel ekstrim Indonesia kembali bertambah ramai. Satu pemain baru berasal dari Amerika Serikat dengan mengandalkan ponsel 'badaknya' Sonim XP3300.
Ketangguhan ponsel ini langsung bisa dilihat dari cover yang mengerubunginya. Dilapisi bahan karet berwarna hitam yang keras dan tebal 'bak' kulit badak. Analogi ini bukan sembarangan, sebab jika dilihat dari ponsel ekstrim pesaingnya, cover ini bisa dibilang paling tebal.
Alhasil, tongkrongan Sonim XP3300 semakin gahar dan berukuran besar akibat tebalnya pelapis pelindung karet di sekelilingnya tersebut.
Sementara di bagian belakang perangkat ini ditambahkan bahan stainless steel sebagai penguat. Sehingga ketika dijatuhkan dari ketinggian, ponsel berjenis candy bar ini mampu menahan hantaman.
Pertama, ponsel itu dijatuhkan dari ketinggian sekitar satu meter, kemudian diperlihatkan saat dia dikubur dalam tanah liat. Terakhir ditenggelamkan dalam kotak air. Hasilnya, tantangan tersebut mampu dilewati.
Bahkan ketika ditenggelamkan, ponsel yang sudah dilengkapi aplikasi GPS ini masih bisa digunakan untuk memotret dan dihubungi telepon lain. Namun tentu saja kemampuan Sonim XP3300 ada batasnya, yakni maksimal bertahan di air pada kedalaman 2 meter dan selama 30 menit.
Ketangguhan perangkat yang dibekali kamera 2 megapixel ini juga bisa diandalkan dari sisi baterai. Yakni diklaim bertahan selama 2 bulan untuk kondisi standby, atau selama 2 minggu untuk pemakaian normal.
Namun tentu saja, ketika di-charge jadi membutuhkan waktu yang lebih lama -- dari rata-rata ponsel lainnya -- agar baterai full. Yakni butuh waktu selama 6-8 jam.
Lantaran ditempatkan untuk segmentasi ponsel ekstrim, tak pelak fitur-fitur dari Sonim XP330 juga terbilang standar. Seperti dilengkapi FM radio, MP3, 3gp, mpeg4, java MIDP 2.0, GPS, dan layar selebar 2 inch.
Sementara harga yang harus ditebus untuk ponsel seberat 185 gram dan berdimensi 126x60x25mm ini adalah Rp 4,7 juta selama pameran.
Ketangguhan ponsel ini langsung bisa dilihat dari cover yang mengerubunginya. Dilapisi bahan karet berwarna hitam yang keras dan tebal 'bak' kulit badak. Analogi ini bukan sembarangan, sebab jika dilihat dari ponsel ekstrim pesaingnya, cover ini bisa dibilang paling tebal.
Alhasil, tongkrongan Sonim XP3300 semakin gahar dan berukuran besar akibat tebalnya pelapis pelindung karet di sekelilingnya tersebut.
Sementara di bagian belakang perangkat ini ditambahkan bahan stainless steel sebagai penguat. Sehingga ketika dijatuhkan dari ketinggian, ponsel berjenis candy bar ini mampu menahan hantaman.
Pertama, ponsel itu dijatuhkan dari ketinggian sekitar satu meter, kemudian diperlihatkan saat dia dikubur dalam tanah liat. Terakhir ditenggelamkan dalam kotak air. Hasilnya, tantangan tersebut mampu dilewati.
Bahkan ketika ditenggelamkan, ponsel yang sudah dilengkapi aplikasi GPS ini masih bisa digunakan untuk memotret dan dihubungi telepon lain. Namun tentu saja kemampuan Sonim XP3300 ada batasnya, yakni maksimal bertahan di air pada kedalaman 2 meter dan selama 30 menit.
Ketangguhan perangkat yang dibekali kamera 2 megapixel ini juga bisa diandalkan dari sisi baterai. Yakni diklaim bertahan selama 2 bulan untuk kondisi standby, atau selama 2 minggu untuk pemakaian normal.
Namun tentu saja, ketika di-charge jadi membutuhkan waktu yang lebih lama -- dari rata-rata ponsel lainnya -- agar baterai full. Yakni butuh waktu selama 6-8 jam.
Lantaran ditempatkan untuk segmentasi ponsel ekstrim, tak pelak fitur-fitur dari Sonim XP330 juga terbilang standar. Seperti dilengkapi FM radio, MP3, 3gp, mpeg4, java MIDP 2.0, GPS, dan layar selebar 2 inch.
Sementara harga yang harus ditebus untuk ponsel seberat 185 gram dan berdimensi 126x60x25mm ini adalah Rp 4,7 juta selama pameran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar